CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Senin, 21 Maret 2011

AIR BORNE DISEASE ( PNEUMONIA )




Pneumonia atau yang dikenal dengan nama penyakit radang paru-paru ditandai dengan gejala yang mirip dengan penderita selesma atau radang tenggorokan biasa, antara lain batuk, panas, napas cepat, napas berbunyi hingga sesak napas, dan badan terasa lemas.

Penyakit ini umumnya terjadi akibat bakteri Streptococus pneumoniae dan Hemopilus influenzae yang berterbangan di udara terhirup masuk ke dalam tubuh. Bakteri tersebut sering ditemukan pada saluran pernapasan, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Selain dapat menimbulkan infeksi pada paru-paru, bakteri berbahaya itu juga dapat mengakibatkan radang selaput pada otak (meningitis) serta infeksi pembuluh darah yang amat fatal.

Definisi

Pneumonia adalah infeksi akut pada paru-paru, ketika paru-paru terisi oleh cairan sehingga terjadi ganguan pernapasan, akibat kemampuan paru-paru menyerap oksigen berkurang. 

Proses terjadinya:

peradangan jaringan paru bagian aveoli (kantung udara) dipenuhi cairan ataupun nanah. 
Bila tdk ditangani dan baik, peradangan terus berlanjut dan timbulkan komplikasi, seperti: selaput paru terisi cairan atau nanah (efusi pleura atau empiema), jaringan paru bernanah (abses paru), jaringan paru kempis (pneumotoraks) dll.
Jika terus berlanjut dapat terjadi penyebaran infeksi melalui darah (sepsis) ke seluruh tubuh sehingga dapat menyebabkan kematian 

Faktor resiko terkena pneumonia

1.Infeksi Saluran Nafas Atas (ISPA),
2.usia lanjut,
3. alkoholisme,
4. rokok,
5. kekurangan nutrisi,
6. dan penyakit kronik menahun. 

Penularan:

1. Terhirupnya udara yang telah terkontaminasi mikroorganisme yang berasal dari batuk seorang penderita pneumonia,
2. Ketidaksterilan alat medis saat tindakan medis terutama di daerah paru juga dapat mengakibatkan

Kasus pneumonia banyak terjadi di daerah yang sistem sanitasinya buruk. Untuk itu, menjaga kebersihan di lingkungan sekitar anda menjadi syarat utama agar terhindar dari penyakit ini, selain membiasakan diri untuk hidup bersih dan sehat. Biasakan mencuci tangan menggunakan sabun dan segera periksakan diri ke dokter jika mendapati gejala tersebut di atas.

Bila ditemukan banyak kasus pneumonia di suatu wilayah, sebaiknya segera lakukan upaya preventif berupa kunjungan pemeriksaan dan penyuluhan dari rumah ke rumah oleh petugas Puskesmas dan jika perlu melakukan pengobatan. Tutup mulut dan hidung dengan menggunakan masker untuk mencegah masuknya kuman ketika berada di wilayah endemik pneumonia.

Tanda dan Gejala

Gejala pneumonia bervariasi, tergantung pada usia anak dan penyebab pneumonia. Gejala-gejala umum meliputi:
·         demam
·         panas dingin
·         batuk
·         luar biasa cepat bernapas
·         bernapas dengan suara mendengus atau mengi
·         nafas tersengal-sengal yang membuat tulang rusuk anak menarik otot (ketika otot di bawah tulang rusuk atau antara iga menarik ke dalam dengan napas masing-masing)
·         muntah
·         nyeri dada
·         sakit perut
·         penurunan aktivitas
·         hilangnya nafsu makan (pada anak-anak yang lebih tua) atau makan miskin (pada bayi)
·         dalam kasus yang ekstrim, warna kebiruan atau abu-abu dari bibir dan kuku

Kadang-kadang hanya gejala anak adalah bernapas cepat.Kadang-kadang ketika pneumonia berada di bagian bawah paru-paru dekat perut, mungkin tidak ada masalah pernapasan, tapi mungkin ada demam dan nyeri perut atau muntah.

Ketika pneumonia disebabkan oleh bakteri, anak yang terinfeksi biasanya menjadi sakit relatif cepat dan tiba-tiba mengalami demam tinggi dan luar biasa bernapas cepat. Ketika pneumonia disebabkan oleh virus, gejala cenderung muncul lebih bertahap dan sering kurang parah dibandingkan pneumonia bakteri.

Beberapa jenis gejala menyebabkan pneumonia yang memberikan petunjuk penting tentang kuman yang menyebabkan penyakit. Sebagai contoh, pada anak yang lebih tua dan remaja, pneumonia karena Mycoplasma (juga disebut berjalan pneumonia) yang terkenal karena menyebabkan sakit tenggorokan dan sakit kepala di samping gejala biasa pneumonia.
Pada bayi, pneumonia disebabkan klamidia dapat menyebabkan konjungtivitis (penyakit mata yg menular) dengan hanya sakit ringan dan tidak demam. 

Epidemiologi Pneumonia


Pneumonia adalah penyakit umum di semua bagian dunia. Ini adalah penyebab utama kematian di antara semua kelompok umur. Pada anak-anak, banyak dari kematian terjadi pada periode baru lahir. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa satu dari tiga kematian bayi baru lahir disebabkan oleh pneumonia. Lebih dari dua juta anak di bawah lima tahun meninggal setiap tahun di seluruh dunia. WHO juga memperkirakan bahwa sampai dengan 1 juta ini (vaksin dicegah) kematian disebabkan oleh bakteri''''Streptococcus pneumoniae, dan lebih dari 90% kematian ini terjadi di negara-negara berkembang. Kematian dari pneumonia umumnya menurun sesuai dengan usia sampai dewasa akhir. individu Lansia, bagaimanapun, berada pada risiko tertentu untuk pneumonia dan kematian terkait. Karena beban yang sangat tinggi dari penyakit di negara berkembang dan karena kesadaran yang relatif rendah dari penyakit di negara-negara industri, masyarakat kesehatan dunia telah menyatakan November 2 untuk menjadi World Pneumonia Day, hari untuk warga negara yang bersangkutan dan pembuat kebijakan untuk mengambil tindakan terhadap penyakit.

Di Inggris, kejadian tahunan dari pneumonia adalah sekitar 6 kasus untuk setiap 1000 orang untuk kelompok usia 18-39. Bagi mereka lebih dari 75 tahun, ini meningkat menjadi 75 kasus untuk setiap 1000 orang. Sekitar 20-40% dari individu yang pneumonia kontrak membutuhkan masuk ke rumah sakit yang antara 5-10% harus dirawat di unit perawatan kritis. Demikian pula, angka kematian di Inggris adalah sekitar 5-10%. Orang-orang ini juga lebih cenderung memiliki diulang episode pneumonia. Orang yang dirawat di rumah sakit untuk alasan apapun juga berisiko tinggi untuk pneumonia.

FOOD AND WATER BORNE DISEASE (DEMAM TYPHOID)


Pengertian Demam Typhoid
Demam thypoid adalah penyakit menular yang bersifat akut, yang ditandai dengan bakterimia, perubahan pada sistem retikuloendotelial yang bersifat difus, pembentukan mikroabses dan ulserasi Nodus peyer di distal ileum.
Penyakit Demam Typhoid yang biasa juga disebut typhus atau types dalam bahasa Indonesianya, merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella Typhi terutama menyerang bagian saluran pencernaan.
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang selalu ada di masyarakat (endemik) di Indonesia, mulai dari usia balita, anak-anak dan dewasa.

Penyebab Demam Typhoid
Demam tifoid disebabkan oleh Salmonella thypi dan Salmonella parathypi. Salmonela merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang yang termasuk dalam famili Enterobacteriaceae. Salmonella memiliki karakteristik memfermentasikan glukosa dan mannose tanpa memproduksi gas, tetapi tidak memfermentasikan laktosa atau sukrose. Seperti Enterobacteriaceae yang lain Salmonella memiliki tiga macam antigen yaitu antigen O (tahan panas, terdiri dari lipopolisakarida), antigen Vi (tidak tahan panas, polisakarida), dan antigen H (dapat didenaturasi dengan panas dan alkohol). Antigen ini dapat digunakan untuk pemeriksaan penegak diagnosis.

Gejala Demam Typhoid
Penyakit ini bisa menyerang saat bakteri tersebut masuk melalui makanan atau minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus. Kemudian mengikuti peredaran darah, bakteri ini mencapai hati dan limpa sehingga berkembang biak disana yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba.
Gejala klinik demam tifoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang ringan bahkan dapat tanpa gejala (asimtomatik). Secara garis besar, tanda dan gejala yang ditimbulkan antara lain ;
1. Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang malamnya demam tinggi.
2. Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas.
3. Mual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak di hatidan limpa, Akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya makanan tak bisa masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut.
4. Diare atau Mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi (sulit buang air besar).
5. Lemas, pusing, dan sakit perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasa lemas, pusing. Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di perut.
6. Pingsan, Tak sadarkan diri. Penderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak pergerakan, namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran.
Penularan Demam Typhoid
Penyakit demam Typhoid ini bisa menyerang saat kuman tersebut masuk melalui makanan atau minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus. Dan melalui peredaran darah, kuman sampai di organ tubuh terutama hati dan limpa. Ia kemudian berkembang biak dalam hati dan limpa yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba.
Pencegahan
Untuk dapat mencegah penyakit ini harus tahu terlebih dahulu cara penularan dan faktor resikonya. Kuman S typhi menular melalui jalur oro-fekal, artinya kuman masuk melalui makanan atau minuman yang tercermar oleh feses yang mengandung S typhi. Di negara endemis seperti Indonesia, faktor resikonya antara lain makan makanan yang tidak disiapkan sendiri di rumah (karena tidak terjamin kebersihannya), minum air yang terkontaminasi, kontak dekat dengan penderita tifoid, sanitasi perumahan yang buruk, higiene perorangan yang tidak baik dan penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
Oleh karena itu, pencegahan yang paling sederhana adalah dengan mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air, menyiapkan makanan sendiri, tidak buang air besar sembarangan (di negara kita masih banyak keluarga yang tidak memiliki jamban sendiri), memasak makanan terlebih dahulu, bijak dalam menggunakan antibiotik.
Selain hal-hal di atas, saat ini sudah tersedia vaksin untuk tifoid. Ada 2 macam vaksin, yaitu vaksin hidup yang diberikan secara oral (Ty21A) dan vaksin polisakarida Vi yang diberikan secara intramuskular/disuntikkan ke dalam otot. Menurut FDA Amerika, efektivitas kedua vaksin ini bervariasi antara 50-80 %.
Vaksin hidup Ty21A diberikan kepada orang dewasa dan anak yang berusia 6 tahun atau lebih. Vaksin ini berupa kapsul, diberikan dalam 4 dosis, selang 2 hari. Kapsul diminum dengan air dingin (suhunya tidak lebih dari 37 oC), 1 jam sebelum makan. Kapsul harus disimpan dalam kulkas (bukan di freezer). Vaksin ini tidak boleh diberikan kepada orang dengan penurunan sistem kekebalan tubuh (HIV, keganasan). Vaksin juga jangan diberikan pada orang yang sedang mengalami gangguan pencernaan. Penggunaan antibiotik harus dihindari 24 jam sebelum dosis pertama dan 7 hari setelah dosis keempat. Sebaiknya tidak diberikan kepada wanita hamil. Vaksin ini harus diulang setiap 5 tahun. Efek samping yang mungkin timbul antara lain, mual, muntah, rasa tidak nyaman di perut, demam, sakit kepala dan urtikaria.
Vaksin polisakarida Vi dapat diberikan pada orang dewasa dan anak yang berusia 2 tahun atau lebih. Cukup disuntikkan ke dalam otot 1 kali dengan dosis 0,5 mL. Vaksin ini dapat diberikan kepada orang yang mengalami penurunan sistem imun. Satu-satunya kontra indikasi vaksin ini adalah riwayat timbulnya reaksi lokal yang berat di tempat penyuntikkan atau reaksi sistemik terhadap dosis vaksin sebelumnya. Vaksin ini harus diulang setiap 2 tahun. Efek samping yang mungkin timbul lebih ringan dari pada jika diberikan vaksin hidup. Dapat timbul reaksi lokal di daerah penyuntikkan. Tidak ada data yang cukup untuk direkomendasikan kepada wanita hamil.
GAMBARAN EPIDEMIOLOGI
Penyakit Typhus atau Demam Tifoid (bahasa Inggris: Typhoid fever) yang biasa juga disebut typhus atau types dalam bahasa Indonesianya, merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella Typhi terutama menyerang bagian saluran pencernaan.
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang selalu ada di masyarakat (endemik) di Indonesia, mulai dari usia balita, anak-anak dan dewasa. Di Indonesia penderita demam tifoid cukup banyak diperkirakan 800 /100.000 penduduk per tahun dan tersebar di mana-mana. Ditemukan hampir sepanjang tahun, tetapi terutama pada musim panas. Demam tifoid dapat ditemukan pada semua umur, tetapi yang paling sering pada anak besar,umur 5- 9 tahun.
Situasi penyakit Typhus (demam typhoid) di Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2005 sebanyak 16.478 kasus, dengan kematian sebanyak 6 orang (CFR=1%). Berdasarkan laporan yang di terima oleh Subdin P2&PL Dinkes Prov. Sulsel dari beberapa kabupaten yang menunjukkan kasus tertinggi yakni Kota Parepare, Kota Makassar, Kota Palopo, Kab. Enrekang dan Kab. Gowa. Sedangkan untuk tahun 2006, tercatata jumlah penderita sebanyak 16.909 dengan kematian sebanyak 11 orang (CFR=0,07%) dan sebaran kasus tertinggi di Kab. Gowa, Kab. Enrekang, Kota Makassar dan Kota Parepare.
Pada tahun 2007 tercatat jumlah penderita sebanyak 16.552 dengan kematian sebanyak 5 orang (CFR=0,03 %) dengan sebaran kasus tertinggi di Kab.Gowa, Kab.Enrekang dan Kota Makassar. Penyakit typhus berdasarkan Riskesdas tahun 2007 secara nasional di Sulawesi Selatan, penyakit typhus tersebar di semua umur dan cenderung lebih tinggi pada umur dewasa. Prevalensi klinis banyak ditemukan pada kelompok umur sekolah yaitu 1,9%, terendah pada bayi yaitu 0,8%.
Dari data program tahun 2008 penyakit typhus tercatat jumlah penderita sebanyak 20.088 dengan kematian sebanyak 3 orang, masing-masing Kab. Gowa (1 orang) dan Barru (2 orang) atau CFR= 0,01 %. Insiden Rate (IR=0.28%) yaitu tertinggi di Kab.Gowa yaitu 2.391 kasus dan terendah di Kab. Luwu yaitu 94 kasus, tertinggi pada umur 15-44 tahun) sebanyak 15.212 kasus.

Kamis, 09 Desember 2010

KEJADIAN LUAR BIASA / KLB

by : Raisya Fajriah


Kejadian luar biasa(KLB) didefinisikan sebagai peningkatan suatu kasus penyakit didaerah tertentu pada kelompok tertentu dan pada waktu tertentu,bisa didefinisikan juga KLB merupakan suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu.” (Peraturan Menteri Kesehatan No. 949/Menkes/SK/VIII/2004).

Sedangkan wabah merupakan Kejadian terjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi keadaan yg lazim pada waktu &daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.(UU NO 4 TH 1984).

1.Kriteria suatu kejadian penyakit dikatakan wabah/KLB

Suatu penyakit dapat dikatakan KLB apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
a.Timbulnya suatu penyakit/penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/tidak
dikenal.

b.Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).

c.Peningkatan kejadian penyakit/kematian, dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (hari, minggu, bulan, tahun).

d.Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.

e.Angka rata-rata per bulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dari tahun sebelumnya.

f.Case Fatality Rate (CFR) dari suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibanding dengan CFR dari periode sebelumnya.

g.Propotional rate (PR) penderita baru dari suatu periode tertentu menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding periode yang sama dan kurun waktu atau tahun sebelumnya.

h.Beberapa penyakit khusus : kolera, DHF/DSS
  • Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah endemis).
  • Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode 4 minggu sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang bersangkutan.
i.Beberapa penyakit yang dialami 1 atau lebih penderita :
  • Keracunan makanan
  • Keracunan pestisida 
Karakteristik Penyakit yang berpotensi KLB:
1.Penyakit yang terindikasi mengalami peningkatan kasus secara cepat.
2.Merupakan penyakit menular dan termasuk juga kejadian keracunan.
3.Mempunyai masa inkubasi yang cepat.
4.Terjadi di daerah dengan padat hunian.

Penyakit-Penyakit Berpotensi Wabah/KLB :

1.Penyakit karantina/penyakit wabah penting: Kholera, Pes, Yellow Fever.

2.Penyakit potensi wabah/KLB yang menjalar dalam waktu cepat/mempunyai mortalitas tinggi & penyakit yang masuk program eradikasi/eliminasi dan memerlukan tindakan segera : DHF,Campak,Rabies, Tetanus neonatorum, Diare, Pertusis, Poliomyelitis.

3.Penyakit potensial wabah/KLB lainnya dan beberapa penyakit penting : Malaria, Frambosia, Influenza, Anthrax, Hepatitis, Typhus abdominalis,  Meningitis, Keracunan, Encephalitis, Tetanus.

4.Penyakit-penyakit menular yang tidak berpotensi wabah dan atau KLB,  tetapi masuk program : Kecacingan, Kusta, Tuberkulosa, Syphilis,  Gonorrhoe, Filariasis, dll

2.”Herd Immunity”

Immunity merupakan kondisi kekebalan tubuh; perlindungan terhadap penyakit menular diberikan baik oleh respon imun yang dihasilkan oleh infeksi imunisasi atau sebelumnya atau oleh faktor nonimmunologic lain.        

Herd immunity itu sendiri adalah pertahanan kelompok / pertahanan sekelompok masyarakat terhadap masuknya dan menyebarnya agen infeksi, karena sebagian besar anggota kelompok tersebut memiliki daya tahan terhadap infeksi yang berbeda –beda. Kekebalan kelompok diakibatkan oleh menurunnya peluang penularan bibit penyakit dari penderita yang terinfeksi kepada orang sehat yang rentan bila sebagian besar anggota kelompok tersebut memiliki ketahanan yang tinggi terhadap penyakit itu. Herd Immunity bisa dikatakan jika bahwa antara masyarakat yang kebal dan tidak kebal terhadap suatu penyakit tidak mengelompok sendiri-sendiri sehingga penyebaran penyakit bisa menurun dalam suatu kelompok tertentu.

Teori Herd immunity menyatakan bahwa, dalam penyakit menular yang ditularkan dari individu ke individu, rantai infeksi mungkin akan terganggu ketika sejumlah besar populasi kebal terhadap penyakit. Semakin besar proporsi individu yang kebal, semakin kecil kemungkinan bahwa individu rentan akan datang ke dalam kontak dengan individu menular.
Herd immunity yang rendah merupakan salah faktor yang menyebabkan timbulnya suatu wabah disamping faktor pathogenesiti(kemampuan bibit penyakit untuk menimbulkan reaksipada pejamu sehingga timbul sakit) dan lingkungan yang buruk.

3.Apa yang harus dilakukan agar fenomena wabah/KLB dapat dicegah?

Tindakan yang perlu dilakukan meliputi:

 a.Sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa (SKD -KLB)

Sebagai suatu upaya pencegahan dan penanggulangan KLB secara dini dengan melakukan kegiatan untuk mengantisipasi KLB. Kegiatan yang dilakukan berupa pengamatan yang sistematis dan terus-menerus yang mendukung sikap tanggap/waspada yang cepat dan tepat terhadap adanya suatu perubahan status kesehatan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data kasus baru dari penyakit-penyakit yang berpotensi terjadi KLB secara mingguan sebagai upaya SKD-KLB. Data-data yang telah terkumpul dilakukan pengolahan dan analisis data untuk penyusunan rumusan kegiatan perbaikan oleh tim epidemiologi.
Kemudian Laporan mingguan wabah/KLB dari puskesmas dan rumah sakit merupakan salah satu komponen penting untuk deteksi dini terhadap kejadian luar biasa suatu penyakit sehingga wajib dikirimkan seminggu sekali oleh puskesmas dan rumah sakit ke dinas kesehatan. Laporan memuat jumlah penderita dan kematian dari penyakit-penyakit potensial KLB tertentu serta masalah kesehatan ibu/anak. Laporan ini merupakan bahan baku utama untuk diolah secara rutin (seminggu sekali) menjadi informasi yang dapat menunjukkan adanya indikasi KLB

b. Tim Gerak Cepat(TGC)
Sekelompok tenaga kesehatan yang bertugas menyelesaikan pengamatan dan penanggulangan wabah di lapangan sesuai dengan data penderita puskesmas atau data penyelidikan epidemiologi.Kegiatan meliputi Pengamatan :Pencarian penderita lain yang tidak datang berobat.Pengambilan usap dubur terhadap orang yang dicurigai terutama anggota keluarga.Pengambilan contoh air sumur, sungai, air pabrik dll yang diduga tercemari dan sebagaisumberpenularan.Pelacakan kasus untuk mencari asal usul penularan dan mengantisipasi penyebarannya
Pencegahan dehidrasi dengan pemberian oralit bagi setiap penderita yang ditemukan di lapangan. 

c.Dengan penyelidikan wabah(epidemiologi)
Penyelidikan wabah ini dimulai dari identifikasi wabah sampai pelaporan wabah.

1.Identifikasi wabah
• Mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan wabah
• Mengetahui Sumber Penularan
Dengan mengetahui sumber penularan,maka bisa dilakukan hal menanggulangi sumber pathogen.
• Mengetahui Etiologi(bisa mengetahui penyebab –penyebab penyakit)
• Mengetahui sifat penularan
Dengan mengetahui sifat penularan bisa dilakukan pemutusan mata rantai penyakit tersebut agar tidak berkembang.

2.Penentuan masa akhir wabah
Dengan mengetahui masa akhir wabah bisa dilakukan pengendalian yang tepat.

3.Pelaporan wabah
Hai ini mempunyai tujuan untuk perencanaan-perencanaan program ; Pelaksanaan rencana penanggulangan wabah itu sendiri ; Sebagai referensi penanganan wabah bila terjadi hal yg sama di kemudian hari.

Rabu, 10 November 2010

EPIDEMIOLOGY INVESTIGATION

By : Raisya Fajriah

A.MALARIA

Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh sporozoa genus plasmodium ditularkan oleh nyamuk spesies Anopheles.Penyakit ini ditandai dengan demam yang sering berkala (periodic) dengan berbagai derajat,kurang darah(anemia),limpa membesar,serta dengan berbagai kelompok gejala (sindroma)karena gangguan pada hati ,otak,dan ginjal.Golongan yang beresiko tertular malaria antara lain ibu hamil,pelancong yang tidak memiliki kekebalan terhadap malaria,pengungsi,pekerja yang berpindah ke tempat yang endemis malaria,anak-anak kecil di daerah transmisi stabil yang belum mengembangkan kekebalan protektif terhadap bentuk yang paling parah dari penyakit orang dengan HIV / AIDS akan meningkatkan risiko penyakit malaria ketika terinfeksi.Lingkungan yang memungkinkan adnya malaria adalah ada nyamuk Anopheles yang sesuai,kondisi lingkungan , seperti suhu 18-290C ketinggian <2000 m di atas permukaan laut.

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI MALARIA 

Misal di daerah X salah satu warganya menunjukkan ada gejala-gejala malaria,maka harus segera dilakukan uji laboratorium untuk memastikan apakah benar-benar seseorang tersebut menderita malaria atau tidak,kemudian perlu menyelidiki apakah warga di sekitarnya juga mengalami gejala-gejala yang sama seperti yang dialami orang yang sudah positif malaria.Selanjutnya,kita mengecek di masing-masing rumah sekitar 20 rumah apakah ada yang mengalami gejala seperti itu atau tidak ,kenapa hanya 20 rumah,karena itu sudah mewakili tidak harus semua rumah di survey.Jika yang mengalami lebih dari sepuluh,maka sepuluh orang itu dijadikan sample dan harus segera dilakukan uji laboratorium.jika hasilnya ke sepuluh orang tersebut positif maka,di lingkungan sekitar ada indikasi sumber penularan,jika hasilnya negative berarti dan hanya satu orang yang mengalami malaria maka ada indikasi sebagai penyakit bawaan. Langkah selanjutnya adalah menyelidiki lingkungan sekitar yang dicurigai ada sumber penularan,seperti ada vektornya atau tidak,karena malaria maka vectornya adalah nyamuk Anopheles.Pengamatan dan penyelidikannya mulai dari memeriksa jentik-jentik nyamuk di lingkungan air sebagai tempat perkembangbiakan(water-related insect vector),sampai pemeriksaan nyamuknya apakah mengandung sporozoa Plasmodium apa tidak..Kalau semisal dengan pemeriksaan sumber penularan tidak menunjukkan ciri-ciri lingkungan itu ada vector nyamuk Anopheles maka bisa sebagai penyakit bawaan,seperti dari daerah tempat bekerja,atau dari kampung halaman.Kemudian data penyelidikan epidemiologi ini di laporkan ke Ketua RT,Ketua RW,Lurah setempat,agar segera dilakukan tindakan lanjutan. 

TINDAK LANJUT 

a).Jika hanya satu orang yang positif terkena Malaria maka harus segera menjalani pengobatan,karena jika tidak segera di obati akan bisa menular ke orang lain jika di daerah itu ada vector penyebab malaria(nyamuk Anopheles)

b).Jika yang terkena satu dan tidak ada vector penyebab malaria maka hanya di lakukan pengobatan terhadap individu tersebut 

c).Jika yang menderita banyak dan ada vector penyebab malaria maka yang harus dilakukan pengobatan yang cepat dan efektif dengan terapi kombinasi berbasis artemisinin, penggunaan jaring insektisida oleh orang resiko dan indoor sisa penyemprotan dengan insektisida untuk pengendalian nyamuk vector. 
Pencegahan meliputi:
  • Kelambu insektisida (ITN): jaring abadi Long diresapi insektisida (LLINs) adalah bentuk yang diinginkan dari kelambu insektisida dirawat untuk program distribusi kesehatan masyarakat. WHO merekomendasikan cakupan pengendalian vektor universal, dan di kebanyakan tempat, biaya yang paling cara yang efektif untuk mencapai ini adalah melalui penyediaan LLINs, sehingga setiap orang di daerah transmisi tinggi tidur di bawah LLIN setiap malam. 
  • Indoor penyemprotan dengan insektisida residual: 
Indoor residual penyemprotan (IRS) dengan insektisida adalah cara yang paling ampuh untuk cepat mengurangi penularan malaria. potensi penuh adalah menyadari apabila minimal 80% dari rumah di daerah target yang disemprot. Indoor penyemprotan efektif untuk 3-6 bulan, tergantung pada insektisida digunakan dan jenis permukaan yang disemprotkan. DDT bisa efektif untuk 9-12 bulan di beberapa kasus. Lagi-bentuk abadi dari insektisida IRS sedang dalam pengembangan,kemudian dilakukan penyuluhan untuk sanitasi lingkungan,dan hygiene individu. Penyuluhan agar selalu menjaga status gizinya dan hygiene baik lingkungan serta sanitasi lingkungan. 

B.TB PARU 

Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA).
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.Gejala-gejala meliputi demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul. Penurunan nafsu makan dan berat badan,Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah),Perasaan tidak enak(malaise),lemah,menimbulkan suara"mengi,meningitis (radang selaput otak), adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang. 

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI TB PARU 
Misal di daerah X ada indikasi warga terkena TB paru.Penyelidikan epidemiologi yang dilakukan meliputi: 

1.Langkah Investigasi (meliputi survey
Dengan mendatangi rumah –rumah warga, menanyakan apakah ada yang menderita TB Paru apa tidak,kalau misal yang disurvei tidak tahu apa itu TB Paru ,bisa dengan menerangkan gejala-gejala TB Paru seperti apa,sehingga warga bisa menjelaskan apa yang mereka alami selama ini.Ketika ada sinyal bahwa mereka memiliki gejala mirip TB paru harus segera di laporkan agar ada tindakan lanjutan. 

2.Langkah Collecting 
Setelah survey dilakukan pengumpulan data,di catat siapa-siapa saja yang memiliki gejala mirip TB Paru,hal ini sebagai dasar langkah uji laboatorium .Jika yang memiliki gejala mirip TB banyak maka diambil sample saja,karena sample bisa diambil kesimpulan secara general. 

3.Langkah Analysis 
Misal hasil hasil laboratorium menunjukkan positif gejala TB paru maka bisa di analisis bahwa status kesehatan masyrakat sekitar buruk,karena bakteri Mycobacterium tubebculosis tidak akan berkembang di dalam tubuh manusia.jika memliki imun dan ketahanan tubuh yang bagus,kemudian bisa dikategorikan bahwa masyarakat sekitar tingkat pendidikannya rendah karena dengan adanya gejala-gejala seperti itu tidak segera memeriksakan diri, tidak mementingkan kesehatan pula,kemudian kontak penderita satu sama lain sangat dekat sehingga banyak yang tertular akibat acuhnya terhadap kesehatan dirinya. 

4.Langkah Conclusion 
Dengan adanya data-data,hasil uji laboratorium maka harus segera dilakukan tindakan pencegahan,pengobatan penderita,penyuluhan.

TINDAK LANJUT

a).Jika memang hanya satu penderita TB Paru maka harus segera dilakukan pengobatan yang intensif,perbaikan gizi. 

b).Menghindarkan kontak antara penderita dengan faktor resiko apalagi keluarga,karena TB Paru bisa ditularkan melalui udara ketika sedang batuk,maupun alat makan bersama,dan terkena dahak penderita dan masuk ke makanan atau minuman 

c).Jika yang menderita TB Paru banyak maka secara otomatis pengobatan yang ekstra intensif,agar bisa sembuh dan tidak menular ke orang lain. Kemudian penyuluhan agar ketika ada tanda-tanda mirip TB Paru yang mengenai faktor resiko segera memeriksakan diri agar tidak berlanjut parah,kemudian perbaikan status gizi juga karena berpengaruh terhadap kondisi tubuh. 

C.CAMPAK 

Campak merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus campak atau morbili. Pada awalnya penyakit campak agak sulit untuk dideteksi. Namun, secara garis besar penyakit campak bisa dibagi menjadi 3 fase. Fase pertama disebut masa inkubasi yang berlangsung sekitar 10-12 hari. Pada fase ini, anak sudah mulai terkena infeksi tapi pada dirinya belum tampak gejala apa pun. Bercak-bercak merah yang merupakan ciri khas campak belum keluar. Pada fase kedua (fase prodormal) barulah timbul gejala yang mirip penyakit flu, seperti batuk, pilek, dan demam. Mata tampak kemerah-merahan dan berair. Bila melihat sesuatu, mata akan silau (photo phobia). Di sebelah dalam mulut muncul bintik-bintik putih yang akan bertahan 3-4 hari. Terkadang anak juga mengalami diare. Satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi yang turun naik, berkisar 38- 40,50c. Fase ketiga ditandai dengan keluarnya bercak merah seiring dengan demam tinggi yang terjadi. Namun, bercak tak langsung muncul di seluruh tubuh, melainkan bertahap dan merambat. Bermula dari belakang kuping, leher, dada, muka, tangan dan kaki. Warnanya pun khas; merah dengan ukuran yang tidak terlalu besar tapi juga tidak terlalu kecil. Cara penularan penyakit campak  berlangsung sangat cepat melalui perantara udara atau semburan ludah (droplet) yang terisap lewat hidung atau mulut. Penularan terjadi pada masa fase kedua hingga 1-2 hari setelah bercak merah timbul. Campak merupakan penyakit akut yang mudah sekali menular dan sering terjadi komplikasi yang serius. Hampir semua anak di bawah 5 tahun di negara berkembang akan terserang penyakit ini, sedangkan di negara maju biasanya menyerang anak usia remaja atau dewasa muda yang tidak terlindung oleh imunisasi. 

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI CAMPAK 

Misal daerah X ada kasus Campak yang menyerang anak-anak,dan penderitanya tidak hanya satu,maka akan di lakukan peyelidikan epidemiologi,meliputi: 

a).Langkah Investigate(meliputi survey) 
Dengan mendatangi rumah warga ,menanyakan apakah ada kejadian sebelumnya seperti ini,apakah lebih besar penderitanya.Bagaimana gejala-gejala yang di alami anak-anaknya,umur berapa yang terindikasi menderita campak,bertanya apa saja kebiasaan penderita 

b).Langkah Collecting 
Setelah survey dirumah-rumah warga ,maka dikumpulkan data-data survey tadi,di lihat siapa-siapa yang memang terindikasi terkena campak,di golongkan sesuai umur. 

c).Langkah Analysis
Dari hasil pengumpulan data bisa dilihat yang berisiko terkena campak siapa saja,umur berapa,bagaimana konsumsi makanan sehari-sehari karena bisa mendukung keberlanjutan virus yang ada di tubuh si anak tersebut.Dengan begitu bisa dilihat status kesehatan daerah itu baik tau buruk.

d).Langkah Conclusion 
Dengan semua data yang diperoleh,akan segera dilaporkan ke pihak daerah setempat sepeti Ketua RT,Ketua RW atau bahkan Lurah agar segera dilakukan tindakan pengobatan maupun penyuluhan

TINDAK LANJUT 
  • Segera dilakukan pengobatan kepada penderita agar tidak semakin parah.
  • Bila campaknya ringan, anak cukup dirawat di rumah.
  • Kalau campaknya berat atau sampai terjadi komplikasi maka harus dirawat di rumah sakit. 
  • Anak perlu dirawat di tempat tersendiri agar tidak menularkan penyakitnya kepada yang lain. 
  • Apalagi bila ada bayi di rumah yang belum mendapat imunisasi . 
  • Beri penderita asupan makanan bergizi seimbang dan cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. Makanannya harus mudah dicerna, karena anak campak rentan terjangkit infeksi lain, seperti radang tenggorokan, flu, atau lainnya. 
  • Masa rentan ini masih berlangsung sebulan setelah sembuh karena daya tahan tubuh penderita yang masih lemah. Lakukan pengobatan yang tepat dengan berkonsultasi pada dokter. 
  • Jaga kebersihan tubuh anak dengan tetap memandikannya. Anak perlu beristirahat yang cukup. 

D.KEMATIAN IBU

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan. Penyebab kematian ibu. adalah perdarahan, eklampsia atau gangguan akibat tekanan darah tinggi saat kehamilan, partus lama, komplikasi aborsi,dan infeksi. Kematian seorang wanita yg terjadi selama kehamilan sampai dgn 42 hr setelah berakhirnya kehamilan, tanpa memperhatikan lama dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh atau dipicu oleh kehamilannya atau penanganan kehamilannya, tetapi bukan karena kecelakaan 

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

Misal daerah X ada kasus kematian ibu,maka Penyelidikan epidemiologi perlu dilakukan,meliputi: 
a).Langkah Investigate 
Dalam hal ini dengan melakukan survey dirumah warga yang mempunyai kasus kematian ibu,menanyakan kapan meninggal setelah melahirkan apa dalam proses melahirkan,bagaimana konsumsi gizi selama kehamilan,apakah ada beban mental atau mungkin ada masalah,adakah riwayat penyakit sebelumnya,sudah pernah melahirkan berapa kali,umur berapa sekarang.

b).Langkah Collecting 
Dalam hal ini setelah data survey terkumpul di lakukan pengelompokan sesuai variable penelitian agar mempermudah dalam hal analisis.Dan mudah dalam menjelaskan ke orang awam.

c).Langkah Analysis
Dengan pengelompokan data-data sesuai variable,maka analisis dapat mudah dilakukan,seperti,umur yang sudah terlalu tua untuk proses kelahiran juga tidak bagus karena kondisi tubuh yang lemah,riwayat penyakit juga akan mempengaruhi ketika kelahiran semisal punya riwayat darah tinggi apa tumor di rahim,konsumsi gizi apakah bagus itu juga akan mempengaruhi kondisi si ibu dan si janin

 d)Langkah Conclusion 
Dengan ada data seperti itu maka harus segera dilakukan upaya pencegahan agar kematian ibu tidak semakin tinggi,kemudian upaya pemberdayaan wanita. 

PENCEGAHAN
Untuk mencegah kematian ibu akibat melahirkan semakin tinggi,maka perlu adanya pemberdayaan wanita,dan program safemotherhood dan meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang berkualitas dancost effective. 

Tujuan Safe motherhood adalah sebagai upaya untuk menyelamatkan wanita agar kehamilan dan persalinannya dapat dilalui dgn sehat dan aman, serta menghasilkan bayi yg sehat, Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu hamil, bersalin, nifas. Selain menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi baru lahir. 

4 pilar dalam Safemotherhood: 
a.Keluarga Berencana 
b.Asuhan atenatal 
c.Persalinan bersih dan aman 
d.Pelayanan obstreti essential 

E.KEMATIAN BAYI/LAHIR MATI

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI 

a).Langkah Investigate 

Dalam hal ini dengan melakukan survey dirumah warga yang mempunyai kasus kematian bayi,menanyakan kapan meninggal,bagaimana konsumsi gizi selama kehamilan kali,umur berapa,ada penyakit pada si ibu.

b).Langkah Collecting 

Dalam hal ini setelah data survey terkumpul di lakukan pengelompokan sesuai variable penelitian agar mempermudah dalam hal analisis.Dan mudah dalam menjelaskan ke orang awam.

c).Langkah Analysis 
Dengan pengelompokan data-data sesuai variable,maka analisis dapat mudah dilakukan,seperti,umur yang sudah terlalu tua untuk proses kelahiran juga tidak bagus karena kondisi tubuh yang lemah,riwayat penyakit juga akan mempengaruhi ketika kelahiran semisal punya riwayat darah tinggi apa tumor di rahim,konsumsi gizi apakah bagus itu juga akan mempengaruhi kondisi janin 

d)Langkah Conclusion 

Dengan ada data seperti itu maka harus segera dilakukan upaya pencegahan agar kematian bayi tidak semakin tinggi,kemudian upaya pemberdayaan wanita dalam proses kelahiran agar janin selamat. 

PENCEGAHAN 
  • Salah satu cara untuk mengurangi angka kematian bayi akibat infeksi adalah program imunisasi, nutrisi seimbang, dan pemberian air susu ibu. Dengan imunisasi, biaya pengobatan untuk penyakit menular yang bisa dicegah dengan imunisasi bisa ditekan  20-25 kali. 
  • Penilaian ke atas janin dijalankan pada ibu-ibu yang berisiko tinggi terhadap masalah lahir mati - seperti ibu-ibu yang mempunyai masalah kesehatan (yang ada diabetes dan tekanan darah tinggi) terutama pada minggu terakhir kehamilan. 
  • Sekiranya semasa janin tersebut terdapat penemuan yang luar biasa, maka usaha untuk melahirkan bayi itu lebih awal mungkin dapat mengelakkan kejadian lahir mati. 
  • Catat pergerakan janin digunakan oleh para doktor untuk menjejak pergerakan janin dilakukan beberapa kali dalam sehari, terutamanya selepas minggu ke 26 kehamilan. 
  • Sekiranya bayi itu kurang menendang atau bergerak dari biasa, penilaian lanjutan ke atas janin perlu dijalankan.
  • Jaga kesehatan diri anda dengan baik sebelum mengandung. 
  • Setelah mengandung, dapatkan penjagaan ibu mengandung seawal mungkin untuk memastikan keadaan bayi anda sehat. 
  • Konsumsi makanan yang bergizi,dan ketenangan hati sangat perlu 
  • Dengan pemeriksaan rutin.